Jelang Natal, 40 Pengurus Gereja Dikumpulkan

Untuk meningkatkan keamanan menjelang Natal dan Tahun Baru 2011, jajaran Polres Metro Jakarta Timur berencana mengumpulkan seluruh pengurus gereja di wilayah itu.

Rencananya sekitar 40 orang pengurus akan dikumpulkan di Mapolres Jakarta Timur, Selasa (14/12) besok. Mereka akan diberikan pengarahan langsung oleh Kapolres Jakarta Timur, Kombes Saidal Mursalim.

Wakapolres Metro Jakarta Timur, AKBP Mahvira Zein, mengatakan, jelang Natal dan Tahun Baru, biasanya berbagai bentuk kejahatan muncul ke permukaan. Terutama kejahatan jalanan, seperti aksi premanisme, pencurian dengan kekerasan (curas), pencurian dengan pemberatan (curat) dan pencurian kendaraan bermotor.

Karenanya ia menghimbau pada seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan di wilayahnya masing-masing. “Hal ini untuk menghormati dan memberikan kesempatan pada umat kristiani melakukan ibadah,” kata AKBP Mahvira Zein, Senin (13/12).

Dijelaskan Mahvira, jumlah personel yang akan diterjunkan untuk pengamanan dua perayaan tersebut mencapai sekitar 1.400 personel, atau dua pertiga dari jumlah personel yang ada. Namun sistem pengamanan ini akan dibebankan pada setiap wilayah atau polsek. Utamanya untuk pengamanan gereja-gereja dan obyek vital lainnya.

“Kita akan membagi tugas pengamanan dengan wilayah, seluruh polsek akan kita libatkan. Prinsipnya seluruh gereja dan tempat-tempat keramaian akan kita amankan,” ujarnya.

Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Timur, AKP Didik Heryadi menuturkan, patroli keamanan akan semakin ditingkatkan. Termasuk operasi terhadap premanisme akan terus dilakukan.

“Mengingat saat ini jelang Natal dan Tahun Baru, tentunya razia akan ditingkatkan. Kalau biasanya hanya melakukan patroli secara rutin, sekarang ada operasi pekat (penyakit masyarakat), handak (bahan peledak) hingga operasi lilin. Targetnya agar ibu kota tetap kondusif,” terangnya.

Sementara, hasil operasi yang dilakukan sejak 24 Nopember hingga 13 Desember 2010 ini, sebanyak 22 pelaku kejahatan yang kedapatan membawa senjata tajam berhasil diproses secara hukum. Dari jumlah itu, 19 di antaranya berdasarkan laporan dari masyarakat.

sumber : beritajakarta.com

Foke Belum Rehap Gereja Immanuel

Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo atau akrab disapa Foke pernah berjanji akan memperbaiki kerusakan Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel, salah satu cagar budaya di Jakarta. Hampir setahun berlalu, bagaimana kondisi Gereja yang dibangun sekitar 171 tahun lalu itu?

Pendeta Deni Matulapelwa, pimpinan Gereja mengatakan, belum ada perbaikan sama sekali oleh pemerintah dalam satu tahun terakhir. Menurut Pendeta, baru ada pembicaraan dua kali dengan pihak Pemerintah Provinsi pasca janji Foke itu.

“Belum ada perbaikan. Kita sudah ada pendekatan. Kita berpikir positif saja, mungkin ada yang lebih prioritas,” kata Pendeta ketika ditemui Kompas.com seusai ibadah, Minggu (12/12/2010).

Pantauan Kompas.com, kerusakan parah terlihat disalah satu siku atap Gereja. Siku atap itu runtuh dan terlihat batu bata. Selain itu, dinding bangunan di beberapa titik serta tiang-tiang bagunan keropos. Kaca dibeberapa jendela pecah serta tanaman liar tumbuh di atas bangunan.

Pendeta menjelaskan, pihaknya hanya mampu melakukan perawatan dan rehap-rehap kecil dengan dana dari jemaat. Pihaknya tidak mampu melakukan rehabilitasi lantaran biaya yang sangat tinggi. Hasil perhitungan tim ahli bangunan tahun 2007, diperlukan dana sekitar Rp 10 miliar untuk merehabilitasi seluruh bangunan Gereja.

“Kita belum hitung lagi biaya rehab. Kemungkinan akan membengkak 10 persen. Kita cuma bisa pemeliharaan bangunan. Yang kami usahakan kubah jangan bocor agar tidak merusak panel khususnya kayu, terus ngecat dinding. Jemaat agak berat untuk merestorasi,” jelas dia.

Pihaknya, tambah Pendeta, berharap Gubernur menepati janjinya. “Kami tentu masih sangat mengharapkan bantuan konkrit dari pemerintah daerah agar kucurkan dana dari APBD yang dipersiapkan khusus untuk itu. Itu bentuk kepedulian pemerintah terhadap bangunan bersejarah,” kata dia.

Jika Foke kembali memantau ibadah malam Natal tahun ini, apakah Anda akan menagih janji itu? “Tentu saja dengan harapan kalau dulu janji, terus datang sekali lagi langsung action,” jawab Pendeta.

Janji itu dia sampaikan saat memantau ibadah malam Natal tahun lalu, Kamis (24/12/2009). Di hadapan ratusan jemaat, Foke mengatakan,”Hari ini saya melihat ada kerusakan. Besok saya akan mencari orang yang paling ahli untuk perbaiki ini. Kalau tidak ada ahli di Indonesia, saya akan mencari kawan-kawan saya yang ada di negeri Belanda.”

sumber : kompas.com

 

350 Satpol PP Amankan Natal dan Tahun Baru

Sebanyak 350 personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Pusat menyatakan kesiapannya untuk mendukung dan membantu aparat kepolisian mengamankan perayaan Natal dan Tahun Baru 2011. Ratusan petugas tersebut akan ditempatkan di pusat-pusat keramaian dan gereja. Untuk setiap gereja akan dijaga 10-15 petugas.

Pelaksana Harian (Plh) Satpol PP Jakarta Pusat, Syahdonan, mengatakan, saat ini di wilayahnya terdapat 156 gereja. Untuk itu, dalam penjagaan pihaknya akan berkoordinasi dengan Polres serta Polsek. “Mereka diterjunkan hingga ke tingkat kelurahan, dan berkoordinasi dengan sejumlah petugas kepolisian setempat,” katanya, kepadaberitajakarta.com, Jumat (3/12).

Syahdonan menjelaskan, setiap anggotanya dituntut bisa melakukan tindakan pencegahan gangguan keamanan dan ketertiban yang meresahkan masyarakat. Selain itu juga tidak ragu bertindak tegas dalam menangani setiap pelanggaran yang dapat menimbulkan gangguan kamtibmas. Satpol PP juga diminta mempelajari karakteristik kerawanan daerah masing-masing untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

Sementara untuk penjagaan di kawasan Monas pada saat perayaan pergantian tahun nanti, petugas Satpol PP akan ditambah. Jika pada hari-hari biasa hanya terdapat sebanyak 67 petugas, pada perayaan tahun baru nanti akan ditambah menjadi 100 petugas. “Nantinya tambahan petugas itu juga akan diberlakukan pada saat akhir pekan Sabtu dan Minggu. Karena di hari libur itu, biasanya pengunjung Monas meningkat tajam,” sambungnya. Syahdonan berharap Natal dan Tahun Baru nanti berjalan aman dan lancar.

Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Hamidin saat dikonfirmasi, mengaku belum melakukan persiapan apa pun terkait hal tersebut. Namun, pihaknya menegaskan siap mengamankan wilayah Jakarta Pusat pada saat perayaan dua event tahunan itu. “Sampai saat ini belum ada persiapan khusus untuk perayaan Natal dan Tahun Baru nanti. Karena sampai saat ini masih kami rapatkan segala sesuatunya. Namun yang jelas, Kami siap melakukan pengamanan,” tandas Hamidin.

sumber : beritajakarta.com

Peninggalan Paus di Museum Katedral

JAKARTA – Anda ingin melihat lebih dekat barang-barang peninggalan dua pemimpin tertinggi Gereja Katolik? Anda dapat mengunjungi museum Katedral yang terletak di balkon Gereja Katedral di Jakarta. Di sana, dua barang peninggalan Paus Paulus VI dan dua barang milik Paus Yohanes Paulus II dipamerkan.

Ketika mengunjungi Indonesia pada 3-4 Desember 1970, Paus Paulus VI menghadiahkan Mitra (topi Paus) dan Tongkat Gembala yang dipakainya kepada Mgr Leo Soekoto yang ketika itu menjabat Uskup Agung Jakarta. Begitu pula saat Paus Yohanes Paulus II datang pada 10 Oktober 1989 , ia menghadiahkan Piala dan Patena (jubah) kepada umat Katedral.

Tak hanya empat barang peninggalan Paus, museum juga menampilkan koleksi foto-foto ketika dua pemimpin itu datang dan menyapa umat Katolik. Bahkan, selembar surat ancaman pembuhuhan terhadap Paus yang diterima oleh Gereja Katedral menjelang kedatangan Paus Yohanes Paulus II masih tersimpan rapih.

Museum yang diresmikan oleh Mgr Darmaatmadja SJ yang saat itu menjabat Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia sekaligus Uskup Agung Semarang pada 28 April 1991 juga menampilkan barang-barang bersejarah lain. Museum memamerkan dua buku misa berbahasa lain yang pernah dipakai pada masa pra-Vatikan II. Buku itu ditaruh diantara koleksi puluhan buku ibadat lain.

Disalah satu sudut museum disusun replika Pastoran pada abad 19. Kursi gobang (kursi malas), meja, kaca, kotak lampu, tempat air, serta jam buatan abad 17 disusun untuk memberi gambaran suasana jaman dulu. Ada pula patung Bunda Maria berkonde diapit sepasang pria dan wanita Jawa yang dibuat oleh Pater Reksaatmadja SJ sekitar tahun 1930 ketika belajar Ilmu Ketuhanan di Belanda.

Diruang lain terdapat penggambaran kisah perjalanan para misionaris ketika melaksanakan misi. Dipajang replika perahu tradisional yang dinaiki Pastor P Bonnike, S.J. Dia tewas tenggelam di Selat Lewotobi, Flores ketika menyelamatkan diri dari kejaran kolonial pada tahun 1889 . Chestbox (koper kayu) dan sepeda onthel yang digunakan para misionaris ikut dipamerkan.

Museum juga memiliki beberapa alat musik tua untuk menggiringi puji-pujian yang tidak lagi dipakai. Pipe Orgel pertama kali adalah salah satunya. Pipe Orgel itu kini telah rusak. Kini, misa diiringi Pipe Orgel buatan Belgia yang dipasang tahun 1988 .

Di dinding-dinding museum terpasang foto serta lukisan susana jaman dulu seperti foto Harmoni tahun 1830 , Pasar baru dengan jembatannya tahun 1985 , Lapangan Banteng tahun 1905 . Ikut dipasang lukisan wajah para Uskup Agung Jakarta.

Selain itu, museum juga memamerkan lukisan Gereja Katolik pertama di Senen yang dibuat oleh J. Rach, warga Denmark tahun 1810, beberapa potret proses pembangunan Gereja Katedral yang diarsiteki Pater A Dijkmans SJ, serta koleksi lain.

Untuk melihat semua itu, Anda dapat mendatangi museum setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat setiap pukul 10.00-12.00 tanpa dipungut biaya. Akan ada pemandu yang siap menjelaskan setiap koleksi.

 

sumber : kompas.com