Ketua PGPI (Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia), Kota Pematangsiantar Pdt B Manurung melalui telepon, Selasa (12/1) menyampaikan bahwa sebagai orang pendeta dan Ketua PGPI Pematangsiantar sangat menyesalkan tindakan sekelompok orang di Malaysia yang membakar 3 (tiga) gereja di Malaysia, Jumat (8/1) pagi waktu setempat. Ia menghimbau agar pemerintah Malaysia mengusut tuntas masalahnya dengan menangkap para pelaku yang diduga melakukan pembakaran terhadap ketiga gereja.
Hal itu disampaikan Ketua PGPI Kota Pematangsiantar Pdt B Manurung menanggapi pemberitaan SIB, Sabtu (9/1) berjudul “Konflik kata “Allah”, 3 (tiga) Gereja di Malaysia dibakar” dan sub judul “PM Najid kutuk pembakaran gereja di Malaysia.” Sebab tindakan sekelompok orang di Malaysia yang membakar ketiga gereja sangat bertentangan dengan hukum dan ajaran agama serta tindakan “main hakim sendiri’ sangat bertentangan dengan hukum dan ajaran agama.
Namun, tambah Pdt B Manurung khususnya warga jemaat ketiga gereja yang dibakar, jangan melakukan tindakan yang bertentangan dengan hukum atau bertindak melakukan pembalasan. Sebab, tindakan pembalasan itu adalah merupakan hak dari Tuhan.
Seperti tertulis dalam Roma 12, 19-21 yang berisi “Janganlah menuntut pembalasan, karena pembalasan adalah hak Tuhan”. Bahkan, tegas Pdt B Manurung orang-orang percaya (orang Kristen) harus mau mendoakan mereka-mereka yang terbukti melakukan pembakaran ketiga gereja dan semoga Tuhan memberi pertobatan kepada mereka.
Diakui dari segi hukum setiap orang yang terbukti melakukan tindakan pembakaran terhadap ketiga gereja tersebut harus diusut dan ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku. Tapi dari segi iman Kristiani, tidak boleh membalas suatu kejahatan dengan tindakan kejahatan. Tetapi iman Kristiani mengajarkan agar tindakan kejahatan dibalas dengan tindakan/perbuatan yang baik dan mendoakan agar orang mau bertobat.
Karena itulah, tambah Pdt B Manurung menyambut germbira sikap tegas dari Perdana Menteri Malaysia ayng telah mengutuk perbuatan sekelompok orang yang membakar ketiga gereja di Malaysia tersebut.
PRIHATIN
Sekretaris Jenderal (Sekjen) GKPI (Gereja Kristen Protestan Indonesia), Pdt M Simamora STh di kantor Pusat GKPI, Jln Kapten MH Sitorus, Selasa (12/1) mengatakan, prihatin atas pembakaran 3 (tiga) gereja di Malaysia. Pembakaran 3 (tiga) gereja tersebut sangat melukai perasaan warga Kristen khususnya di Indonesia dan umumnya di dunia.
Hal itu disampaikan Sekjen GKPI Pdt M Simamora STh menanggapi pemberitaan SIB, Sabtu (9/1) berjudul “Konflik kata “Allah”. Pembakaran gereja oleh sekelompok orang di Malaysia tersebut, Jumat (8/1) pagi waktu setempat sangat disesalkan, karena dengan alasan apapun tidak ada hak dari setiap orang atau sekelompok orang untuk ‘main hakim sendiri” untuk membakar gereja karena hal itu bertentangan dengan hukum dan ajaran agama.
Namun diharapkan pembakaran ketiga gereja di Malaysia itu, kiranya tidak ‘memancing’ tindakan yang serupa di tempat lain. Untuk itu dimohonkan agar umat Kristiani di Malaysia khususnya tetap tabah, sabar dan menahan diri dan jangan melakukan tindakan yang melanggar hukum, merasa dendam, tapi agar masalah pembakaran gereja di Malaysia tersebut diserahkan kepada pemerintah Malaysia. Apalagi mengingat bahwa Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak sudah tegas mengutuk serangan sekelompok orang terhadap ketiga gereja tersebut.
Sekjen GKPI, Pdt M Simamora menghimbau agar umat Kristiani khususnya di Malaysia melakukan pendekatan kepada pihak-pihak yang merasa kurang senang. Dan sebagai sesama “Tubuh Kristus” di dunia GKPI turut berdoa bagi saudara-saudara warga gereja di Malaysia terutama umat gereja yang menjadi korban pembakaran gereja untuk semakin meningkatkan iman kepercayaannya dalam menghadapi cobaan ini.
Dan sekaligus, Sekjen GKPI, Pdt M Simamora STh menghimbau agar pemerintah Malaysia terus mengusut masalah pembakaran ketiga gereja tanpa ingin mencampuri masalah hukum di Malaysia. Hanya saja, diharapkan agar pemeritah Malaysia benar-benar menegakkan keadilan dan kebenaran dalam masalah pembakaran ketiga gereja tersebut. Karena itu, sebagai salah seorang umat Kristiani dan seorang pendeta di Indonesia menyambut gembira sikap tegas dari Perdana Menteri Datuk Seri Najib Tun Razak yang telah mengutuk pembakaran gereja di Malaysia tersebut.
Anarkis Bukan Penyelesaian Masalah
Tindakan anarkis bukan penyelesaian masalah tetapi membangun dialog antar sesama umat beragama.
Hal ini diungkapkan Sekjen GKPS Pdt M Rumanja Purba MSi kepada SIB di ruang kerjanya Kantor Pusat GKPS Jalan Pdt J Wismar Saragih Pematangsiantar, Selasa (12/1). Ditambahkan, seluruh umat beragama harus membuka diri serta membangun dialog bernuansa kebersamaan. Masalah-masalah yang membuat kekacauan dan kebuntuan akan dapat dicairkan dengan berdialog.
Lebih lanjut disampaikan, sangat disayangkan serangkaian aksi kekerasan terhadap rumah ibadah kaum Kristiani di negara Malaysia. Semua agama pada dasarnya memiliki missi yang sama yaitu mendatangkan kedamaian. Tindakan kekerasan tidak wajar dilakukan kepada obyek tempat ibadah karena gereja merupakan tempat suci bagi umat Kristiani. “Itu bukan perilaku manusiawi dan saya yakin semua agama sangat mengharamkan tindakan kekerasan,” katanya.
Atas kejadian beruntun yang menimpa beberapa gereja di Malaysia, Sekjen memaparkan 2 point penting yaitu, dialog belum menjadi kebutuhan penting di kalangan umat beragama di seluruh dunia dan sikap sesama umat beragama cenderung emosional karena kebanyakan umat beragama terlalu formal dan dogmatis menganut agamanya.
Untuk itu, diharapkan sesama umat beragama harus membangun jembatan dalam menciptakan kerukunan beragama. Juga mempersiapkan diri bagi semua orang yang berbeda-beda latar belakang agar duduk bersama-sama menjalin keharmonisan.
Dengan jiwa keprihatinan yang sangat tinggi Sekjen GKPS Pdt M Rumanja Purba MSi mendoakan jemaat gereja yang diserang segerombolan massa di Malaysia agar tetap tabah dan memohon perlindunganNya. Semua gereja beserta jemaat yang menjadi korban tindak kekerasan tidak sia-sia tetapi menjadi pelajaran yang berharga demi kebaikan umat beragama pada hari-hari yang akan datang. Dorongan moril juga disampaikannya yang diambil dari nats Mazmur 133:1 “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!”
Di tempat terpisah, Pdt Parlin MP Damanik STh MA selaku Kepala Departemen Pelayanan Kantor Pusat GKPS mengatakan, seluruh umat Kristiani sangat menyesalkan ulah massa di Malaysia yang menyerang tempat ibadah. Sebagai umatNya, kejadian itu merupakan cobaan untuk memperkokoh iman Kristiani. Tantangan dan cobaan harus disikapi dengan arif dan bijaksana. Bagi umat Kristiani, jangan terprovokasi dari pihak-pihak lain yang dapat memperkeruh suasana, tegas Pdt Parlin. (S1/JMG/u/i)
sumber : http://hariansib.com/?p=107255