Mari berdoa buat Said Musa – Seorang Afghanistan yang dianiaya karena imannya kepada Kristus

Said Musa (45) memahami mengapa dia berada di penjara karena iman Kristennya, meskipun dia tidak mempunyai perwakilan hukum yang sah dan tidak tahu tuntutan apa yang dikenakan kepadanya. Di bawah hukum Afghanistan, tidak ada hukum yang melarang berubahnya iman seseorang, karena itu dia akan dihukum di bawah hukum syariah. Dalam hukum syariah, seseorang yang tidak mengakui agamanya terdahulu dapat dihukum mati.

Musa ditahan pada bulan Mei lalu setelah sebuah televisi nasional lokal yaitu Noorin TV menayangkan gambaran umat Kristen di Afghanistan yang sedang dibaptis dan melakukan penyembahan. Musa terlihat beberapa kali dalam tayangan itu. Meskipun pemerintah mencari tahu umat Kristen lainnya yang ada di video tersebut, hanya Musa yang dapat diidentifikasi dan yang akan menghadapi pengadilan karena imannya.

Tayangan itu mencetuskan pergolakan di negeri tersebut, termasuk orang-orang yang berada di parlemen negara dan panggilan untuk melaksanakan hukuman mati bagi umat Kristen di sana. Baru-baru ini Musa mengirimkan sebuah surat secara diam-diam dan membagikannya kepada pemimpin Kristen. Surat ini dialamatkan kepada gereja secara umum, Presiden Amerika Barack Obama dan pemimpin NATO Satuan Keamanan Bantuan Internasional.

Dalam surat itu, Musa yang merupakan ayah dari enam orang anak dengan kaki yang diamputasi, mengatakan bahwa dia berada di penjara Oullayat di Kabul dimana dia dipukuli, secara kasar tidur dengan tempat yang sangat tidak layak, dan juga mengalami penganiayaan seksual oleh tawanan yang lain. Dia mengatakan bahwa penjaga penjara tidak memberikan perlindungan apapun dan bahkan mempersilahkan penganiayaan seksual terhadap dirinya.

“Saya sendirian di antara 400 serigala yang sangat jahat di dalam penjara, seperti seekor domba,” katanya dalam bahasa Inggris yang terpatah-patah. Dia memanggil Obama dengan sebutan ‘saudara laki-laki’ dan memohon komunitas internasional untuk berdoa baginya dan menyelamatkannya dari dalam penjara, “atau mereka akan membunuh saya…”

“Saya mengakui dosa-dosa saya di hadapan Tuhan Yesus Kristus : Jangan menolak saya di hadapan malaikat-Mu dan Bapa-Mu karena saya adalah orang yang sangat-sangat lemah dan berdosa.” Meskipun dipaksa untuk mengakui lagi keyakinannya yang terdahulu dalam sebuah siaran televisi, tapi dia secara nyata mengumumkan imannya yang sesungguhnya.

Grup Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa Universal Declaration of Human Rights (UDHR) dalam Artikel 18 menyatakan : “Setiap orang mempunyai setiap hak untuk berpikir, kesadaran, dan agama; hak ini termasuk kebebasan dalam mengubah kepercayaan atau agamanya, baik itu sendirian maupun dalam suatu komunitas dengan yang lain dan baik secara umum maupun pribadi, untuk mewujudkan agama atau kepercayaannya dalam pengajaran, pelaksanaan cara menyembah Tuhan dan beribadah.”

Musa sudah bekerja selama 15 tahun dengan International Committee for the Red Cross (ICRC) dimana dia melayani para korban seperti terhadap dirinya sendiri. Dia sudah menjadi orang Kristen selama 8 tahun.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat melaporkan dalam “annual International Religious Freedom Report”, bahwa kebebasan dan toleransi beragama di Afghanistan mencapai tahap terburuk dalam setahun terakhir. Penganiayaan sebagian besar dialami oleh umat Kristen. Populasi umat Kristen di Afghanistan saat ini adalah sekitar 5000 orang.

Pada tahun 2006, seorang warga Afghanistan lain bernama Abdul Rahman juga menghadapi hukuman mati karena pindah agama dari islam ke Kristen. Dia dibebaskan dari penjara setelah tekanan berat dari pemerintah asing dan melarikan diri ke Italia di mana ia ditawari suaka.

sumber : jawaban.com , cnn.com , christianpost.com

Iman dan Kebersamaan Modal Membangun

SANGGAU. Iman dan kebersamaan adalah modal utama pemerintahan daerah dalam menyatukan langkah membangun Sanggau. Penegasan itu disampaikan Wabup Sanggau Poulus Hadi, Sip, pada ibadah bersama jemaat Kristiani Sosok, Kecamatan Tayan Hulu, baru-baru ini.

Menurut orang nomor dua di pemerintahan Bumi Daranante ini, dengan iman dan kebersamaan akan memudahkan daerah ini melangkah ke arah yang lebih baik. Karena itu, ibadah bersama merupakan upaya pembinaan iman dan moril para umat, agar dapat hidup penuh kekeluargaan dan persaudaraan yang baik. “Ini juga dapat membina hidup penuh kekompakan dalam keluarga,” tambahnya.

Lebih lanjut, Hadi meminta masyarakat untuk mendukung program pembangunan yang telah direncanakan pemerintah daerah, yakni pembangunan yang kuat dan maju.

Untuk memperkuat dan memajukan daerah ini, pemerintah daerah telah meluncurkan program penguatan pemerintahan desa. “Harapan kita, jika pemerintahan desa kuat, maju dan mandiri, maka secara otomatis pemerintahan daerah juga kuat, karena ditopang pemerintahan desa serta kecamatan yang juga kuat,” terangnya.

Seketaris Camat Tayan Hulu, Tony Kulung, menyampaikan pemerintahan kecamatan juga menyambut positif pelaksanaan pembinaan iman yang dilakukan masyarakat. “Semoga dengan semangat kebersamaan, visi dan misi  pemerintah daerah Sanggau bangkit dan terdepan bakal tercapai,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Ibadah Bersama Pdt Yusni Candra, STh, menjelaskan ibadah bersama bertujuan mempersatukan para jemaat dari berbagai gereja, agar bergandeng tangan dengan rasa penuh persaudaraan dan saling mengasihi satu sama lain,  serta memupuk iman dalam keluarga.

sumber : equator-news.com

John Travolta : Mampu Bertahan Berkat Iman

NEW YORK – Aktor Hollywood John Travolta sekitar enam bulan silam kehilangan putranya, Jett Travolta, akibat kematian tragis. Meski sempat terguncang secara mental, Travolta yang dikenal sebagai penganut kepercayaan scientologi ini mengaku bisa bertahan dari guncangan mental berkat iman.

Travolta menyampaikan hal itu kepada wartawan saat berjalan di karpet merah bersama istrinya, Kelly Preston, pada promosi film terbarunya ‘From Paris With Love’. Film itu mulai diproduksi pada akhir 2008, sementara pengambilan gambarnya dilakukan hanya beberapa hari sebelum Jett Travolta meninggal pada 2 Juni 2009.

“Kami berusaha keras setiap hari di gereja kami dalam rangka penyembuhan,” ujar Travolta seperti dikutip Associated Press. Bersama Kelly dan putrinya Ella, John mengaku gigih berusaha untuk pulih secara mental. “Dan  itu telah membantu kami,” tandasnya.

Seperti diketahui, Jett Travolta yang berusia 16 tahun akibat meninggal setelah mengalami kejang-kejang saat liburan keluarga di Bahamas. Ditanya apa yang memperkuatnya sehingga bisa kembali berkarir di film, Travolta mengatakan, “Setiap hari sepanjang tahun ini kami berupaya menstabilkan diri kami, dan sejauh ini sukses.”

Bahkan awal pekan ini, Travolta menerbangkan sebuah jetliner yang membawa pasokan bantuan, dokter dan pendeta dari gereja Scientoligi ke Port-au-Prince, Haiti, untuk membantu korban gempa. Travolta mengatakan, dirinya berusaha membawa lebih banyak bantuan ke Haiti.

sumber : jpnn.com

Pembakaran Gereja di Malaysia : Ujian bagi umat Kristiani untuk memperkokoh iman

Peristiwa pembakaran gereja-gereja yang terjadi di Malaysia adalah ujian dan cobaan bagi umat Kristen khususnya di Malaysia untuk memperkokoh iman Kristiani.

Peristiwa pembakaran gereja ini hendaknya jangan ditanggapi secara kontraduktif, sebab peristiwa anti gereja bukanlah hal baru bagi umat Kristen.

Semoga umat Kristen di Malaysia tabah,  sabar , rendah hati, dan tidak dendam. Marilah kita mendoakan para pelaku agar mereka sadar bahwa perbuatannya adalah dosa. Kita sebaiknya mengampuni mereka dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan.
dan semoga pemerintah Malaysia cepat tanggap mengatasi hal ini agar peristiwa serupa tidak terulang lagi di kemudian hari.

Berbahagialah orang yang menderita penganiayaan karena melakukan kehendak Allah; mereka adalah anggota umat Allah! (Matius 5:10)