Pendeta Gadungan Ditangkap : Tipu Jemaat 5 Gereja di Kulawi dan Palolo

PALU – Perbuatan nekat dilakukan Alimuddin alias Anwar Nurlan Solen, alias Krisandy, alias Kristian, alias Anwar (24), warga BTN Lagarutu. Dengan mengaku seorang pendeta ia berhasil menipu jemaat di 5 Gereja di Kecamatan Kulawi dan Kecamatan Palolo.

Informasi yang dihimpun di Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Anugerah Masomba Palu, Minggu (17/1), aksi penipuan tersangka berakhir ketika sejumlah Pendeta dari beberapa gereja yang juga menjadi korban menerima informasi bahwa tersangka sedang memimpin ibadah Minggu di jemaat GKST Bakubakulu Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi. Mendapat informasi tersebut sejumlah Pendeta dan pengurus GKST Klasis Palu berangkat ke Palolo.

Tersangka yang saat itu baru saja selesai memimpin ibadah Minggu langsung dibawa ke Palu. Sesampainya di jemaat GKST Anugerah Masomba tersangka dimintai keterangan sejumlah pendeta, setelah mengakui semua perbuatannya kemudian pengurus gereja langsung menghubungi polisi.

Tersangka kepada Radar Sulteng, mengaku menipu jemaat dengan meminjam uang dengan melipatgandakan pinjaman dengan bahan bangunan. Ia juga, mengaku sudah menipu jemaat di 5 gereja, masing-masing GKST Puro Lindu sebesar Rp3 juta, GKST Imanuel Tomado Lindu Rp2 juta, GKST Makuhi Rp1 juta, GKST Watubula Maranatha Rp1 Juta dan GKST Bakubakulu Palolo Rp2 juta.

Dalam melaksanakan aksinya selain mengaku seorang pendeta lulusan Sekolah Tinggi Teologia (STT) Tentena yang baru selesai dan belum mendapat tempat tugas, ia juga mengaku dari organisasi pemuda gereja sedunia yang berkantor pusat di Jakarta untuk membantu pembangunan gereja-gereja di Indonesia.

“Saya sadar kalau saya sudah salah. Saya menipu dengan cara menjanjikan kepada jemaat untuk membeli bahan bangunan dua kali lipat dari dana yang dimiliki jemaat,” akunya sembari terus menundukkan kepala.

Menurutnya, ia sudah melakukan aksinya sejak dari bulan Oktober 2009, saat masuk ke daerah Palolo ia tertangkap. Selain menipu di gereja ia juga menipu sejumlah pemuda yang ingin membeli laptop dan Handphone dengan minta uang jaminan. Namun setelah mendapatkan uang ia kemudian kabur sementara HP dan laptop tidak pernah diberikan kepada korban. “Saya memang pernah kuliah di STT Tentena selama 2 semester tapi tidak selesai. Saya juga mengaku pendeta tapi belum ditempatkan, juga sempat memimpin ibadah minggu,” ujarnya.

Salah seorang korban, Pendeta jemaat GKST Makuhi Kulawi, Yulce STH, menuturkan sekitar Oktober 2009, tersangka datang ke jemaat Makuhi dan mengaku dari organisasi pemuda gereja yang ingin membantu pembangunan gereja. Dia meminta uang jemaat sebesar Rp1 juta untuk dibelikan bahan bangunan dengan iming-iming uang yang diberikan akan dilipatgandakan. Bukan itu saja kata, Yulce saat ia sakit dan berobat ke Palu, dia datang ke jemaat GKST Makuhi dan memimpin ibadah Minggu.

“Jemaat saya dia tipu dia bilang dia pendeta, waktu itu saya sakit dan dia minta pimpin ibadah Minggu. Karena dia mengaku pendeta akhirnya jemaat percaya dan mengizinkan dia pimpin ibadah Minggu. Di jemaat GKST Bakubakulu Palolo ibadah Minggu tadi pagi (kemarin,red) dia juga mengaku pendeta dan pimpin ibadah, padahal dia bukan pendeta,” jelas Yulce.

Kapolsek Palu Selatan, AKP Eko Yudi Karyawanto, SIK mengatakan, tersangka sudah ditahan dengan tuduhan penipuan barang elektronik, dan menipu sejumlah pelayan gereja yang ada di daerah Kecamatan Kulawi dan Kecamatan Palolo. “Pelayan gereja yang menjadi korban ada sekitar 20 orang. Bahkan dalam melakukan aksinya di gereja tersangka berpura-pura menjadi pendeta yang diutus oleh seorang donatur dari Jakarta yang katanya siap membantu pembangunan gereja dengan syarat memberikan dana seikhlasnya,” ujarnya.

Eko Yudi, menuturkan kasus tersebut adalah murni tindak pidana penipuan dan tidak ada kaitannya dengan agama. “Untuk kasus penipuan lainnya masih kami kembangkan karena masih ada beberapa korban yang akan dimintai keterangan,” pungkasnya. (ron)

sumber : http://www.radarsulteng.com/berita/index.asp?Berita=Palu&id=62498